Beranda | Artikel
Kesalahan-Kesalahan Saat Ziarah Kubur
Kamis, 29 April 2021

Khutbah Pertama:

الحمد لله الذي خلق فسوى، وأمات وأحيا، والصلاة والسلام على الذي تركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها إلا هالك، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمد عبده ورسوله،

{يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحد وخلق منها زوجها وبث منهما رجالًا كثيرًا ونساءً واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبًا}

أما بعد:

Ibadallah,

Bertakwalah kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benar takwa. Karena dengan takwa seseorang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa takwa seseorang akan rugi dan celaka di dunia dan akhirat. Takwa artinya menaati perintah Allah dan menjauhi segala yang Dia larang.

Jamaah sekalian,

Sesungguhnya zaman yang baru itu pasti akan lebih buruk dari zaman sebelumnya. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari sahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Bersabarlah, sebab tidaklah kalian menjalalni suatu zaman, melainkan sesudahnya lebih buruk daripadanya, sampai kalian menjumpai rabb kalian. Aku mendengar hadit ini dari Nabi kalian Shallallahu’alaihiwasallam.”

Karena itu, semakin jauh zaman dengan zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan semakin tersebar kesalahan dan praktik-praktik yang menyelisihi syariat. Demikian juga praktik yang terjadi dalam pemakaman dan di kuburan. Penyebab munculnya penyimpangan dalam masalah ini adalah dikarenakan semangat yang salah. Dan juga tentu saja adanya kelompok-kelompok yang berlebihan dalam masalah kuburan dan pemakaman.

Para ulama kita telah memberikan nasihat, memberi peringatan, dan fatwa dalam banyak kesempatan untuk meluruskan penyimpangan ini. Namun orang-orang lebih mengedepankan mengikuti kesalahan ini. Dengan alasan hal tersebut sudah menjadi kebiasaan sejak dulu.

Pada kesempatan kali ini, khotib hendak mengangkat tema ini. Sekaligus memberikan nasihat kepada umat agar menghindari praktik-praktik yang tidak sesuai syariat dalam masalah ini. Di antara praktik tersebut adalah:

Pertama: Menyiramkan air ke makam.

Para ulama telah memfatkan bahwa perbuatan seperti ini bukanlah bagian dari syariat saat memakamkan jenazah maupun saat berziarah. Alasannya, karena hal ini tidak dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi salaf. Generasi terbaik umat ini. Apalagi sampai menumpahkan minyak wangi di atas makam.

Kedua: menamam pohon di atas makam.

Sebagian orang menanam pohon di atas makam kerabat mereka. Mereka memiliki keyakinan-keyakinan tertentu dengan hal ini.

Ketiga: Meletakkan wadah yang berisi air di atas kubur. Tujuannya untuk burung dan hewan-hewan. Ini juga bukan bagian dari sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam permasalahan kuburan.

Keempat: Membaca surat tertentu.

Biasanya, masyarakat saat ziarah membacakan surat Alquran tertentu. Biasanya surat Yasin. Perbuatan ini tidak dicontohkan oleh Rasulullah dan tidak juga oleh para ulama salaf. Lebih buruk lagi, terkadang membacanya dilakukan secara berjamaah.

Kelima: memberi penerangan di kuburan.

Perbuatan ini telah dilarang oleh ulama-ulama kita. Bahkan para ulama sepakat tidak boleh melakukan hal ini di kuburan.

Keenam: membangun atap peneduh. Atau meletakkan payung di atas kubur. Perbuatan ini adalah sesuatu yang diharamkan.

Ketujuh: menulis ukiran atau kaligrafi pada kuburan. Ini juga merupakan kesalahan. Tidak pernah generasi terbaik umat ini melakukan hal tersebut.

Kedelapan: menyemen kuburan. Atau membuat bangunan padanya. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Jabi radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang menyemen kubur. Atau membangun di atasnya suatu bangunan. Atau duduk di atas kuburan.

Kesembilan: menyiramkan banyak air dengan keyakinan agar mayit merasakan dingin dan kesejukan.

Kesepuluh: mengkhususkan hari Jumat. Atau sebelum Ramadhan. Atau hari raya untuk berziarah ke makam-makam kerabat.

Kesebelas: shalat wajib atau shalat sunat di kuburan. Ini adalah perbuatan munkar. Yang dibolehkan shalat di kuburan adalah shalat jenazah saja. yaitu tatkala seseorang tidak sempat menyalatkan jenazah, maka dia boleh menyalatkan jenazah di makamnya. Terdapat hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

“Jangan kalian jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan Surat Al-Baqarah.”

Ini menunjukkan bahwa kuburan itu bukan tempat ibadah. Termasuk juga shalat.

Kedua belas: Mengangkat suara di kuburan. Atau berisik di kuburan. Perbuatan seperti ini dicela oleh para salaf.

Dan masih banyak lagi penyimpangan-penyimpangan syariat yang terjadi di kuburan. Perbuatan-perbuatan ini banyak dilakukan masyarakat. Namun, karena banyaknya orang yang melakukannya, bukan berarti itu boleh. Bukan berarti ada udzur di sana. Bukan berarti banyak dilakukan orang menjadi dalil bahwa itu benar dan baik. Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu mengatakan,

كم من مريد للخير لن يصيبه

“Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak mendapatkannya.” [Riwayat Ad-Darimi].

أقول ما تسمعون، وأستغفر الله لي ولكم فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua:

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، أما بعد:

Ibadallah,

Di khotbah pertama, khotib telah menyebutkan contoh-contoh perbuatan yang menyimpang dalam permasalahn kuburan. Baik bangunan maupun prilaku saat ziarahnya. Penyimpangan ini terjadi karena tidak ada orang yang memberi nasihat. Tidak ada orang yang mengingkari. Hendaknya orang-orang yang tahu memberikan nasihat dan memberi tahu kepada masyarakat bahwa perbuatan itu salah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الدين النصيحة

“Agama adalah nasihat.” [HR. Muslim].
Hendaknya orang-orang memberi nasihat semampu mereka. Berilah nasihat dengan cara yang baik kepada keluarga dan masyarakat. Karena nasihat seperti ini termasuk mengamalkan firman Allah Ta’ala:

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” [Quran Al-Maidah: 2].

Kaum muslimin,

Mari kita bertakwa kepada Allah. Mari kita perbaiki cara beribadah kita kepada Allah Ta’ala. Kita jadikan wahyu sebagai pembimbing kita. jangan kita jadikan emosi dan kehendak kita sebagai petunjuk dalam beribadah.

Ketahuilah! Hal yang paling dibutuhkan oleh orang yang dimakamkan adalah mendoakan mereka. Jangan kita malah sibuk dan tenggelam dalam kesedihan. Hingga lupa hal ini.

وَاعْلَمُوْا – رَحِمَكُمُ اللهُ – أَنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ، وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الجَمَاعَةِ .

وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا – رَحِمَكُمُ اللهُ – عَلَى إِمَامِ الهُدَاةِ وَسَيِّدِ الأَوَّلِيْنَ الآخِرِيْنَ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦]، وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)) .

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ .

اَللَّهُمَّ أَعِزَ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَكِتَابِكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اَللَّهُمَّ وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ. اَللَّهُمَّ وَعَلَيْكَ بِأَعْدَاءِ الدِّيْنَ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ اللَّهُمَّ مِنْ شُرُوْرِهِمْ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْهُمْ هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَقْوَى وَسَدِّدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ وَارْزُقْهُ البِطَانَةَ الصَالِحَةَ النَاصِحَةَ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا اَلَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَالمَوْتَ رَاحَةً لَنَا فِي كُلِّ شَرٍّ. اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا. اَللَّهُمَّ أّصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، وَباَرِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّاتِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الغَلَا وَمِنَ البَلاَ وَمِنَ الفِتَنِ وَمِنَ المِحَنِ كُلَّهَا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِناَ هَذَا خَاصَّةً وَسَائِرِ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلَاقِ وَالأَهْوَاءِ وَالأَدْوَاءِ، اَللَّهُمَّ اهْدِنَا لِأَحْسَنِ الأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ. اَللَّهُمَّ اهْدِنَا وَسَدِدْنَا، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكُ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعِفَّةَ وَالغِنَى .

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا مَا قَدَّمْنَا وَمَا أَخّرْنَا وَمَا أَسْرَرْنَا وَمَا أَعْلَنَّا وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنَّا أَنْتَ المُقَدِّمُ وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيٍءٍ قَدِيْرٍ.

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارِكْ وَأَنْعِمْ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُوْلِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .

Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/5816-kesalahan-kesalahan-saat-ziarah-kubur.html